Minggu, 22 Juni 2008

TANAMAN COKELAT

Tanaman cokelat di Indonesia pertama kali dibudidayakan pada 1921 dan berkembang pesat di daerah-daerah pulau Jawa. Sekarang tanaman cokelat sudah menyebar di seluruh Indonesia. Perkembangan cokelat sangat pesat, karena semakin meningkatnya kebutuhan akan tanaman jenis itu, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor.


Syarat tumbuh
Bila kita ingin mengembangkan budidaya tanaman cokelat yang perlu diperhatikan adalah daerah tanam ketinggiannya tidak lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu 30º C - 32º C (maksimum) dan 18º C - 21º C (minimum) dengan pH 5,6 – 7,2 serta daerah yang bercurah hujan 1100 mm/tahun – 3000 mm/tahun.

Pembibitan
Biji hendaknya berasal dari pohon yang sehat, produksi tinggi, dan berbuah sepanjang tahun. Biji diambil dari bagian tengah buah dan pulpnya belum mengering. Kalau pulpnya sudah kering biasanya biji sudah berkecambah di dalam buah dan sebaiknya jangan dijadikan bahan tanaman.

Sebelum dikecambahkan biji harus dibersihkan dari pulp yang menempel dengan cara menggosok biji bercampur abu dapur. Hal ini untuk menghindarkan tumbuhnya jamur dan serangga semut. Setelah itu biji dijemur namun jangan sampai keriput. Biji dikecambahkan di bedengan pada media pasir setebal 20 cm yang diberi naungan setinggi 1,5 cm di sisi timur dan 2 cm di sisi barat.

Panen
Sejak dari fase pertumbuhan sampai menjadi buah matang memerlukan waktu kurang lebih 5 bulan. Buah matang dicirikan dengan perubahan warna kulit buah dan biji yang melepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang biasanya berbunyi. Perubahan warna dan pengelompokan warna kelas kematangan buah lihat tabel.

Perubahan Warna Bagian Kulit Buah yang Mengalami Perubahan Warna Kelas Kematangan Buah Kuning Pada alur buah C Kuning Pada alur dan punggung alur buah B Kuning Pada seluruh permukaan buah A Kuning Tua Pada seluruh permukaan buah A+ Pada saat memanen buah harus diusahakan agar tidak melukai batang atau cabang yang ditumbuhi buah dan dipotong tepat pada tangkai buah. Luka pada batang dan cabang mengakibatkan bunga tidak tumbuh lagi pada periode berikutnya.

Penyakit
Adanya bercak hitam kecil tidak teratur serta pengeringan dan pengeriputan mengakibatkan daun gugur, di ujung tunas menyebabkan tumbuhnya banyak tunas muda dengan ruas pendek. Pada buah mudanya terlihat gejala bercak coklat diikuti dengan pertumbuhan buah yang aneh bentuknya. Infeksi berawal dari ujung atau pangkal buah. Beberapa hari kemudian buah akan mengering dan mati. Pengendalian dengan menggunakan fungsida dan sanitasi lingkungan, serta memberi jalur penuh dengan areal pertanaman karet.

Sumber: Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian Kabupetan Bengkulu Selatan

Sabtu, 14 Juni 2008

TIPS BERCOCOKTANAM DI LAHAN SEMPIT"menggunakan sampah botol plastik"


Ruang sempit, merupakan kendala bagi kita apabila ingin bercocok tanam. Tapi itu semua bukan suatu halangan untuk melakukan kegiatan berkebun. Ada banyak teknik dalam berkebun dalam ruang sempit. Pada saat ini akan di bahas mengenai bercocok tanam menggunakan sampah plastik sebagai wadah media tanam.

Plastik, yang setiap hari kita pergunakan, merupakan sampah anorganik yang sampai saat ini masih belum menemukan solusi dalam pemusnahannya. Ok, kalau kita bicara soal kesadaran dalam mengurangi penggunaan bahan-bahan anorganik memang masih kurang, tapi ada baiknya apabila kita memanfaatkan sampah plastik yang kita dapat untuk kegiatan yang bermanfaat.

Bercocok tanam, apabila kita telah kehilangan media tanam di sekitar kita, dapat kita lakukan dengan bantuan wadah atau tempat yang dapat kita buat sendiri atau menggunakan bahan-bahan yang sudah jadi. Dapat pula kita pergunakan barang-barang bekas yang ada di sekeliling kita. Antara lain, tas plastik, botol minuman ringan, atau bak bekas yang ada di sekitar kita.

Kenapa di pilih bahan-bahan dari plastik ?? Apabila kita menggunakan wadah yang menggunakan besi ata seng ditakutkan akan terjadi keracunan karena bahan seng yang teroksidasi. Tas plastik bermacam-macam ukurannya, hampir kebanyakan berwarna hitam, sama dengan warna polybag yang sering kita jumpai. Jika anda punya koleksi tas plastik yang tidak dipakai, jangan buru-buru anda buang. Ada baiknya anda mencoba memanfaatkannya untuk bercocok tanam seperti anda bertanam di tanah biasa. Cukup dengan mencarikan sedikit campuran media tanam yang sesuai dan masukkan ke dalam tas tersebut. Setelah tas tersebut telah terisi dengan media, maka tanaman siap di tanam di dalamnya.

Pot dari Botol
Yang kedua adalah menggunakan Botol-botol bekas minuman ringan, antara lain Sprite, Aqua, Ades, dll. Botol yang ada dibelah dua, biar aman usahakan pas di tengah-tengah botol. Nantinya anda akan mendapatkan dua buah wadah dari botol tersebut. Sebelum di isi dengan tanah, Usahakan posisi bawah botol yang akan digunakan sebagai wadah media tanam di buatkan lubang dahulu sehingga air yang di siramkan dapat keluar dari bawah, hal ini di lakukan agar tanah dapat terjaga kandungan airnya. Setelah dibuatkan lubang air pada bawah botol, masukkan media tanam yang sudah disediakan. Dapat berupa campuran tanah-sekam, tanah-pasir, dan lain sebagainya menyesuaikan dengan jenis tanaman yang akan di tanam.

Setelah semua tanaman telah tertanam, anda sekarang telah mempunyai kebun kecill anda sendiri. Dengan memanfaatkan barang bekas dari plastik di harapkan penggunaan barang-barang baru dari plastik untuk hal-hal yang dapat digantikan dengan barang lain dapat di minimalisasi sebagai wujud dari kepedulian kita akan bahaya sampah plastik yang terus menggunung.

Sumber:"studio lanskap"di tulis oleh Puguh Wijayanto

BERTANI LABU KUNING

Labu Kuning (Cucurbita moschata) merupakan komoditas pertanian yang cocok dikembangakn sebagai alternatif pangan. Buah ini memiliki kandungan gizi yang cukup dan bermanfaat untuk kesehatan

Labu Kuning atau waluh identik dengan buah di bulan puasa. Maklum, selama Ramadhan buah ini dicari untuk bahan dasar kolak. Bukan hanya kolak, Labu Kuning juga bisa untuk aneka bahan makanan, mulai dari nasi tim bayi, aneka kue (dawet, lepet, jenang, dodol) hingga tepung labu. Bahkan, DPN HKTI tengah mengembangkan komoditas ini untuk bahan baku mie yang kemudian dikenal dengan nama Mie Tani.

Sebagai bahan pangan, Labu Kuning ini kaya vitamin A dan C, mineral, serta karbohidrat. Buah ini juga mengandung zat yang berguna bagi kesehatan, antara lain zat karotenoid yang berbentuk betakaroten. Karena itu labu ini dijuluki "raja betakaroten," yang berfungsi melindungi mata dari serangan katarak. Juga serangan kanker, jantung, diabetes, disentri, ginjal, demam, dan diare. Serta mengandung penawar racun dan cacing pita.

Labu kuning termasuk jenis tanaman menjalar sehingga untuk budidayanya butuh penyangga, seperti teralis atau para-para setinggi 2-3 meter. Ada lima spesies labu yang umumnya dikenal, yaitu Cucurbita maxima Duchenes, Cucurbita ficifolia Bouche, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata Duchenes, dan Cucurbita pipo L. Kelimanya disebut labu kuning (waluh) karena mempunyai ciri-ciri yang hampir sama.

Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis, dari dataran rendah hingga ketinggian 1.500 m dpl. Tanaman ini mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi hangat dengan temperatur 18-27 derajat. Batangnya merambat mencapai 5 - 10 meter, cukup kuat, berbulu agak tajam, dan bercabang banyak.

Labu Kuning berkembang biak secara generatif, dan bisa juga secara vegetatif. Jarak tanamnya 1-1,5 m antar baris, dan 60-120 cm antar tanaman dengan baris. Penanaman dapat dilakukan di tanah tegalan, pekarangan, maupun di sawah setelah panen padi, baik monokultur maupun tumpangsari. Untuk menjaga kesuburan, dosis pupuk yang direkomendasikan 100 kg/ha N, 40 kh/ha P dan 80 kg/ha K.

Panen pertama dilakukan pada umur 50-60 hari setelah tanam, dan untuk berikutnya dilakukan dengan interval 2-3 kali setiap minggu. Untuk kebutuhan benih dilakukan dengan cara memanen pada saat buah mulai menguning dan tangkai buahnya mengering. Pembuatan benih dilakukan dengan cara memotong melintang, kemudian bijinya dicuci bersih. Setelah itu biji dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari hingga kadar airnya mencapai 8-10%.

Kulit buah Labu Kuning sangat tebal dan keras, dan bertahan selama 6 bulan, terutama bila tangkai dibuat tetap utuh. Kulit buahnya bisa digunakan untuk menyeragamkan pemasakan buah, karena mengandung sumber etilen (hormon tanaman yang dapat mengatur pertumbuhan, perkembangan dan kemasakan). Bobot buahnya rata-rata 3-5 kg. Meskipun memiliki manfaat yang cukup banyak, sayangnya di Indonesia labu kuning belum dibudidayakan secara khusus.

Sumber:"Tani Merdeka"

SIMANIS " ALPUKAT" Dari Muara Pingai

Sejak diluncurkan 2003 lalu, alpukat varietas unggul Mega Murapi belum banyak ditanam petani. Transportasi jadi kendala.

Alpukat adalah buah yang enak dimakan. Bisa dengan cara dijus, campuran es campur, puding, campuran salad, atau dimakan langsung setelah mengupas kulitnya. Bukan hanya enak, tapi juga menyehatkan sebab alpukat mengandung asam folat dan vitamin E, serta tinggi kadar kalsiumnya.


Mereka yang rajin mengonsumsi alpukat bisa terhindar dari risiko stroke. Soalnya, alpukat satu-satunya buah yang kaya lemak. Tapi bukan lemak jahat, melainkan lemak tak jenuh tunggal yang bersifat antioksidan kuat yang bisa melawan lemak jahat, penyebab stroke. Maka, tidak heran kalau alpukat banyak dijumpai, baik di pasar-pasar tradisional maupun di supermarket.

Melihat alpukat memiliki berbagai keunggulan, Balai Penelitian Buah Tropika (Balitbu) di Solok, Sumatera Barat, sudah sejak lama melakukan pemuliaan tanaman alpukat agar dapat menghasilkan varietas unggul. Dengan menggunakan tanaman induk tunggal milik Asmawi Bagindo Sati, petani di Desa Muara Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, Solok, para peneliti Balitbu berhasil meluncurkan varietas unggul.

Proses pemuliaan itu relatif tidak menemui hambatan, karena kebetulan masyarakat di sana banyak yang menanam alpukat. Terdapat tiga varietas yang mereka hasilkan, salah satu diantaranya Mega Murapi. Penetapan dan pelepasan varietas unggul Mega Murapi ini telah berlangsung pada 2003 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Bungaran Saragih No. 519Kpts/PD.210/10/2003.

Ada beberapa kelebihan alpukat ini. Misalnya, dalam satu pohon bisa menghasilkan 350-450 buah atau setara 180-225 kilogram per pohon setiap tahunnya. Bobot setiap buah 400-600 gram dengan ketebalan daging sekitar dua sentimeter. Rasanya manis, pulen, kering, lembut, warna daging kekuningan seperti mentega, dan warna kulit hijau dengan permukaan kasar.

“Diolah atau dimakan begitu saja juga enak,” kata Harlion, salah seorang peneliti dari Balitbu. Karena di dalam setiap buah terkandung kadar gula 0,91%, protein 1,37%, serat 0,32% dan lemak 7, 58%.

Alpukat ini juga berbuah terus menerus. “Seperti buah sawo,” imbuh Harlion. Bentuk buahnya bulat agak lonjong, tapi bijinya bulat. Cara pembudidayaan terbilang gampang, yakni dengan teknik okulasi atau sambung pucuk. Nah, dari okulasi hingga berbuah memakan waktu sekitar dua tahun. Bandingkan dengan alpukat biasa, yang bisa memakan waktu sampai lima tahun. Tanaman ini pun bisa ditanam di tanah pada ketinggian sampai 600 meter di atas permukaan laut (dpl). “Bahkan agak lebih tinggi sedikit dari itu juga masih bisa tumbuh dan berbuah,” lanjut Harlion.

Sayang, sejak diluncurkan sampai sekarang belum banyak petani yang tertarik menanamnya. Hanya sebagian kecil petani di Sumatera Barat. “Kami sudah sebarkan ke berbagai lembaga penelitian, tapi baru sebatas benih sumber,” kata Harlion. Artinya, lembaga penelitian yang tersebar di berbagai daerah diharapkan bisa memperbanyaknya dengan teknik okulasi hingga bisa menjadi benih sebar yang siap ditanam.

Menurut Harlion, salah satu kendala untuk menyebarkan bibit alpukat ini ke para petani di berbagai kawasan di luar Sumatera Barat adalah transportasi. Padahal dalam SK Mentan disebutkan, tingkat produksi yang tinggi dari Mega Murapi berpotensi mengangkat buah unggulan daerah kepada khalayak yang lebih luas. (IMF)

Sumber: "Tani Merdeka"

MANGGA DALAM POT " Mengapa Tidak"

Mangga berbuah dalam pot mungkin biasa. Namun, jika dijumpai berbuah lebat di lereng berketinggian 800 m dpl pasti tak biasa. Itulah yang dijumpai di kebun Agro Trisari, di Desa Cibogo, Kecamatan Cijeruk, Bogor.Lima belas buah mangga nam dok mai menggantung di ranting pohon setinggi 1 meter dalam drum bervolume 100 Mangga berbuah lebat jika ditanam di dataran rendah.Kecuali manalagi yang masih bisa berbuah di ketinggian > 400 m dpl. Makanya, lebatnya mangga nam dok mai dalam pot di kebun H Endhy A Aziz Hardjowijoto di lereng Gunung Salak itu membuat takjub.Asal medianya cocok, mangga bisa tumbuh dan berbuah di berbagai ketinggian tempat,' ungkap Aziz. Selama ini sentra penanaman mangga terbatas di daerahdaerah panas dekat pantai seperti Cirebon, Indramayu, Surabaya, maupun Pasuruan.

Media tepat

Berbuah di berbagai ketinggian tempat tak hanya mangga. Buah-buahan lain juga bisa berbuah asal media dan perlakuan tepat. Aziz membuktikannya di lahan seluas 400 m2. Tabulampot jambu air, jambu bol, jeruk, jambu biji, rambutan, srikaya dan nangka berbuah sama lebat.

Saat Trubus berkunjung pada Februari 2008, putsa atau apel india berdiameter batang 8 cm tengah memamerkan buah. Demikian sawo, dan srikaya disyarati buah. Tak ketinggalan jambu bol, buah-buah ranum bergelayutan meskipun berukuran agak kecil.

Semua itu karena Aziz membedakan media untuk setiap jenis. Paling tidak komposisinya. 'Sebelum menentukan komposisi media, perlu tahu dulu asal-usul tanaman yang akan ditanam,' papar ayah 3 anak itu. Ia mencontohkan, mangga, buah naga, jambu air, dan belimbing berasal dari daerah beriklim kering, maka media yang dipilih berpasir dan kering.

Aziz pun membuat media yang didominasi oleh pasir sebanyak 3 bagian, sedangkan pupuk kandang atau bokashi dan tanah masing-masing hanya 1 bagian. Untuk menjaga porositasnya, Aziz mengalasi bagian bawah drum yang telah dilubangi di lima titik dengan pecahan batu bata dan ijuk.

Rambutan, manggis, gandaria, bisbul yang berasal dari daerah lembap dibuatkan media dengan komposisi 2 bagian tanah, 1 bagian pasir, dan 2 bagian pupuk kandang. Media normal diaplikasikan untuk jeruk, nangka, srikaya, sawo, ceremai, dan tanaman yang adaptif di daerah yang tidak terlalu kering maupun tidak terlalu lembap. Komposisi tanah, pasir dan pupuknya dibuat sebanding.

Pupuk rutin

Supaya tabulampot berbuah lebat harus diimbangi pemupukan yang tepat dan rutin. Magister Pertambangan Kul Leuven, Belgia itu menggunakan pupuk bokashi buatan sendiri. Selain lebih alami juga untuk memanfaatkan limbah kotoran dari 100 kambing perah miliknya. Dua bagian kotoran kambing yang telah disimpan 1-2 minggu dicampur dengan 1 bagian arang sekam dan 10% dedak halus. Bahan fermentasi dibuat dari campuran 10 l air, 2 sendok makan EM4, dan 2 sendok makan tetes tebu.

Larutan itu lalu disiramkan pada campuran media sampai terlihat basah dan bisa dikepal. Media kemudian dimasukkan ke ruang gelap dan dibuat gundukan setinggi 20-25 cm yang ditutup karung goni. Lima jam kemudian, suhu media itu meningkat dan dijaga konstan pada 40-50oC. 'Jika suhu terlalu tinggi, gundukan dipendekkan sampai 15 cm. Sebaliknya jika terlalu rendah, gundukan ditinggikan sampai 30 cm,' kata Ibad Sugandi, karyawan Agro Trisari.

Tiga hari kemudian, media diaduk dan kembali ditutup karung goni selama 2 hari. Setelah itu bokashi bisa diaplikasikan sebagai pupuk. Untuk tabulampot, Aziz mencampur bokashi dengan media tanam lalu memasukkannya ke dalam drum. Selanjutnya, bokashi diencerkan dan disiramkan pada tanaman sebulan sekali.

Stres air

Jika media dan pupuk cocok waktu berbuah pun bisa diatur. 'Dengan tabulampot, memanipulasi media dan penyiraman lebih mudah sehingga bisa mengatur tanaman agar rajin berbuah. Makanya tak heran mangga pun bisa dijumpai berbuah lebat di pegunungan,' kata Ir. Reza Tirtawinata, ahli buah-buahan di Bogor. Reza juga mencontohkan sukses para pekebun di Cipanas, Bogor, melebatkan mangga dalam pot meskipun harus beradaptasi dengan iklim sejuk di ketinggian 900 dpl.

Untuk tanaman iklim kering, penyiraman hanya dilakukan seminggu sekali. Saat musim hujan disungkup plastik. Pengeringan seperti itu bisa merangsang munculnya bunga. Caranya, tanaman disungkup tanpa disiram selama 5-7 hari atau sampai pucuk daun mulai layu. Setelah itu, lakukan penyiraman, lalu disungkup kembali tanpa disiram selama 7 hari. Perlakuan berulang terus sampai muncul tanda-tanda berbunga. 'Biasanya setelah 7 kali perlakuan, bunga akan muncul,' papar Reza yang juga menjadi instruktur di kebun Azis.

Setelah muncul calon bunga, penyiraman mulai dilakukan secara intensif dua hari sekali. Perlakuan pengeringan itu efektif untuk tanaman iklim kering dan basah. Untuk perangsangan buah pada tanaman adaptif iklim normal, bisa diterapkan pengikatan batang dengan kawat sampai ke kambium. Ikatan baru dilepas setelah muncul tanda-tanda berbunga.

Itulah rupanya yang membuat mantan direktur Administrasi dan Sumberdaya Manusia PLN itu jatuh cinta pada tabulampot. (Nesia Artdiyasa)

sumber:Majalah Trubus

SISTEM PERTANIA KITA

Sistem ladang

merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan.Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas.Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.

Sistem tegal pekarangan

berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.

Sistem sawah

merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.

Sistem perkebunan

baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet,kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.


PANDUAN MENANAM JAGUNG

Jagung kebanyakan ditanam di dataran rendah baik, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebahagian terdapat juga di daerah pergunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut.

Tanah

Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, kerana tanaman jagung memerlukan aerasi dan pengairan yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik.

Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran pengairan yang dibuat diantara barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar,

Iklim

Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C.

Cara menanam

Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja.
Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh kelobotnya, dan cukup tua.

Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih.

Bila jumlah tongkol terpilih sangat terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari 90%, murni dan bebas dari kotoran.

Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas unggul yang cocok untuk dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima, Pandu Kimia Putih” Rocol dan lain-lain.,

Waktu tanam

Waktu tanam yang baik adalah sebagai berikut:

  1. jagung ditanam pada musim hujan/ permulaan musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan hampir berakhir, pada bulan Februari - April.
  2. Ditanah sawah biasanya jagung ditanam dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim penghujan ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan juga pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan varitas Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga tersedia cukup waktu untuk persiapan penanaman padi sawah.
Cara bertanam dan pemeliharaan tanaman

Pengolahan tanah

Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung.

Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak sempat untuk mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu tanam mendesak, maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami saja sedalam 15 - 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil penelitian pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan pengerjaan tanah yang biasa.

Jarak tanam


Variati yang berbeda umurnya mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam (± 110 hari) seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah ± 50.000 tanaman/ha, ditanam dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75 x 25 cm dengan 1(satu) tanaman per lubang. Varitas yang berumur tengahan (80 - 90 hari) seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000. tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang.

Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80 hari) seperti Genjah Madura, populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan pada tanah yang subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50 x 10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang, kemudian diperjarang pada umur 2 - 3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan tanaman yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3

Pemeliharaan

Pemupukan

Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kwantitatif maupun kwalitatif.

Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna:

Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat. Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur.

Dosis pupuk yang diperlukan berbeda-beda: tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah. Untuk sementara secara umum dapat dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90-120 kg.N, 30 - 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per Ha. Pada tanah-tanah yang cukup mengandung akan kalium, pemupukan dengan unsur ini dapat ditiadakan. Pupuk diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm, Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu:1/3 bagian pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian pupuk N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau larikan sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman.

Penyiangan dan Pembumbunan

Untuk memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari segala macam tumbuhan/rumput pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk memberantas tumbuhan pengganggu, pada jggung, adalah Gramoxone, yang disemprotkan pada waktu tanaman berumur 3 dan 5 minggu,masing-masing sebanyak 11/2 liter yang dilarutkan dalam 400 - 500 liter air/ ha.

Penyiangan dengan tangan (hand weeding) yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan harus, dijaga agar, jangan sampai mengganggu/merusak akar tanaman.
Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama diperlukan.

Hama dan Penyakit

Hama. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)

Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu.

Ulat Agrotis (agrotis Sp ) ,

Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu.

Ulat daun (Prodenia litura F).

Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit.

Penggerek daun (Sesamia inferens WLK).

Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga.

Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW)

Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat.

Ulat tongkol (Heliothis armigera),

Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00

Penyakit

Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari.

Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian. Serangan pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan. Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya).

Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw).

Pemungutan hasil

Jagung pada umumnya sudah Cukup masak untuk dipanen pada umur 7-8 minggu setelah berbunga. Pemeriksaan di kebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada biji pada waktu anen biasana berada di antara 25–35%.

Panenan sebaiknya dilakukan pada saat tidak hujan, sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Setelah tongkol dikupas dan dijemur hingga cukup kering, segera di pipil dan pipilan dijemur lagi sampai kering konstan (kadar air ± 12%).
Penjemuran sampai cukup kering untuk disimpan biasanya berlangsung selama ± 60 jam sinar matahari. Penyimpanan hasil Jagung pipilan yang sudah kering hendaknya disimpan dalarn tempat yang bersih dan kering.

Ruangan/gudang penyimpanan terlebih dahulu dibersihkan dan disemprot dengan DDT untuk mencegah serangan hama bubuk (Calandra oyzae L). Penyimpanan dalam karung sebaiknya diletakkan dl atas balok-balok kayu sebagai alat agar tidak langsung menyentuh lantai. Kadar air biji dipertahankan agar tidak lebih dari 14%.

Penyimpanan jagung yang berkadar air tinggi akan menyebabkan suhu dalam karung menjadi panas dan biji cepat rusak serta mudah diserang hama bubuk. Usaha mempertahankan kadar air ini dapat dilakukan dengan mengadakan penjemuran ulang sewaktu-waktu.