Tampilkan postingan dengan label TIPS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TIPS. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 Juni 2008

TIPS BERCOCOKTANAM DI LAHAN SEMPIT"menggunakan sampah botol plastik"


Ruang sempit, merupakan kendala bagi kita apabila ingin bercocok tanam. Tapi itu semua bukan suatu halangan untuk melakukan kegiatan berkebun. Ada banyak teknik dalam berkebun dalam ruang sempit. Pada saat ini akan di bahas mengenai bercocok tanam menggunakan sampah plastik sebagai wadah media tanam.

Plastik, yang setiap hari kita pergunakan, merupakan sampah anorganik yang sampai saat ini masih belum menemukan solusi dalam pemusnahannya. Ok, kalau kita bicara soal kesadaran dalam mengurangi penggunaan bahan-bahan anorganik memang masih kurang, tapi ada baiknya apabila kita memanfaatkan sampah plastik yang kita dapat untuk kegiatan yang bermanfaat.

Bercocok tanam, apabila kita telah kehilangan media tanam di sekitar kita, dapat kita lakukan dengan bantuan wadah atau tempat yang dapat kita buat sendiri atau menggunakan bahan-bahan yang sudah jadi. Dapat pula kita pergunakan barang-barang bekas yang ada di sekeliling kita. Antara lain, tas plastik, botol minuman ringan, atau bak bekas yang ada di sekitar kita.

Kenapa di pilih bahan-bahan dari plastik ?? Apabila kita menggunakan wadah yang menggunakan besi ata seng ditakutkan akan terjadi keracunan karena bahan seng yang teroksidasi. Tas plastik bermacam-macam ukurannya, hampir kebanyakan berwarna hitam, sama dengan warna polybag yang sering kita jumpai. Jika anda punya koleksi tas plastik yang tidak dipakai, jangan buru-buru anda buang. Ada baiknya anda mencoba memanfaatkannya untuk bercocok tanam seperti anda bertanam di tanah biasa. Cukup dengan mencarikan sedikit campuran media tanam yang sesuai dan masukkan ke dalam tas tersebut. Setelah tas tersebut telah terisi dengan media, maka tanaman siap di tanam di dalamnya.

Pot dari Botol
Yang kedua adalah menggunakan Botol-botol bekas minuman ringan, antara lain Sprite, Aqua, Ades, dll. Botol yang ada dibelah dua, biar aman usahakan pas di tengah-tengah botol. Nantinya anda akan mendapatkan dua buah wadah dari botol tersebut. Sebelum di isi dengan tanah, Usahakan posisi bawah botol yang akan digunakan sebagai wadah media tanam di buatkan lubang dahulu sehingga air yang di siramkan dapat keluar dari bawah, hal ini di lakukan agar tanah dapat terjaga kandungan airnya. Setelah dibuatkan lubang air pada bawah botol, masukkan media tanam yang sudah disediakan. Dapat berupa campuran tanah-sekam, tanah-pasir, dan lain sebagainya menyesuaikan dengan jenis tanaman yang akan di tanam.

Setelah semua tanaman telah tertanam, anda sekarang telah mempunyai kebun kecill anda sendiri. Dengan memanfaatkan barang bekas dari plastik di harapkan penggunaan barang-barang baru dari plastik untuk hal-hal yang dapat digantikan dengan barang lain dapat di minimalisasi sebagai wujud dari kepedulian kita akan bahaya sampah plastik yang terus menggunung.

Sumber:"studio lanskap"di tulis oleh Puguh Wijayanto

MANGGA DALAM POT " Mengapa Tidak"

Mangga berbuah dalam pot mungkin biasa. Namun, jika dijumpai berbuah lebat di lereng berketinggian 800 m dpl pasti tak biasa. Itulah yang dijumpai di kebun Agro Trisari, di Desa Cibogo, Kecamatan Cijeruk, Bogor.Lima belas buah mangga nam dok mai menggantung di ranting pohon setinggi 1 meter dalam drum bervolume 100 Mangga berbuah lebat jika ditanam di dataran rendah.Kecuali manalagi yang masih bisa berbuah di ketinggian > 400 m dpl. Makanya, lebatnya mangga nam dok mai dalam pot di kebun H Endhy A Aziz Hardjowijoto di lereng Gunung Salak itu membuat takjub.Asal medianya cocok, mangga bisa tumbuh dan berbuah di berbagai ketinggian tempat,' ungkap Aziz. Selama ini sentra penanaman mangga terbatas di daerahdaerah panas dekat pantai seperti Cirebon, Indramayu, Surabaya, maupun Pasuruan.

Media tepat

Berbuah di berbagai ketinggian tempat tak hanya mangga. Buah-buahan lain juga bisa berbuah asal media dan perlakuan tepat. Aziz membuktikannya di lahan seluas 400 m2. Tabulampot jambu air, jambu bol, jeruk, jambu biji, rambutan, srikaya dan nangka berbuah sama lebat.

Saat Trubus berkunjung pada Februari 2008, putsa atau apel india berdiameter batang 8 cm tengah memamerkan buah. Demikian sawo, dan srikaya disyarati buah. Tak ketinggalan jambu bol, buah-buah ranum bergelayutan meskipun berukuran agak kecil.

Semua itu karena Aziz membedakan media untuk setiap jenis. Paling tidak komposisinya. 'Sebelum menentukan komposisi media, perlu tahu dulu asal-usul tanaman yang akan ditanam,' papar ayah 3 anak itu. Ia mencontohkan, mangga, buah naga, jambu air, dan belimbing berasal dari daerah beriklim kering, maka media yang dipilih berpasir dan kering.

Aziz pun membuat media yang didominasi oleh pasir sebanyak 3 bagian, sedangkan pupuk kandang atau bokashi dan tanah masing-masing hanya 1 bagian. Untuk menjaga porositasnya, Aziz mengalasi bagian bawah drum yang telah dilubangi di lima titik dengan pecahan batu bata dan ijuk.

Rambutan, manggis, gandaria, bisbul yang berasal dari daerah lembap dibuatkan media dengan komposisi 2 bagian tanah, 1 bagian pasir, dan 2 bagian pupuk kandang. Media normal diaplikasikan untuk jeruk, nangka, srikaya, sawo, ceremai, dan tanaman yang adaptif di daerah yang tidak terlalu kering maupun tidak terlalu lembap. Komposisi tanah, pasir dan pupuknya dibuat sebanding.

Pupuk rutin

Supaya tabulampot berbuah lebat harus diimbangi pemupukan yang tepat dan rutin. Magister Pertambangan Kul Leuven, Belgia itu menggunakan pupuk bokashi buatan sendiri. Selain lebih alami juga untuk memanfaatkan limbah kotoran dari 100 kambing perah miliknya. Dua bagian kotoran kambing yang telah disimpan 1-2 minggu dicampur dengan 1 bagian arang sekam dan 10% dedak halus. Bahan fermentasi dibuat dari campuran 10 l air, 2 sendok makan EM4, dan 2 sendok makan tetes tebu.

Larutan itu lalu disiramkan pada campuran media sampai terlihat basah dan bisa dikepal. Media kemudian dimasukkan ke ruang gelap dan dibuat gundukan setinggi 20-25 cm yang ditutup karung goni. Lima jam kemudian, suhu media itu meningkat dan dijaga konstan pada 40-50oC. 'Jika suhu terlalu tinggi, gundukan dipendekkan sampai 15 cm. Sebaliknya jika terlalu rendah, gundukan ditinggikan sampai 30 cm,' kata Ibad Sugandi, karyawan Agro Trisari.

Tiga hari kemudian, media diaduk dan kembali ditutup karung goni selama 2 hari. Setelah itu bokashi bisa diaplikasikan sebagai pupuk. Untuk tabulampot, Aziz mencampur bokashi dengan media tanam lalu memasukkannya ke dalam drum. Selanjutnya, bokashi diencerkan dan disiramkan pada tanaman sebulan sekali.

Stres air

Jika media dan pupuk cocok waktu berbuah pun bisa diatur. 'Dengan tabulampot, memanipulasi media dan penyiraman lebih mudah sehingga bisa mengatur tanaman agar rajin berbuah. Makanya tak heran mangga pun bisa dijumpai berbuah lebat di pegunungan,' kata Ir. Reza Tirtawinata, ahli buah-buahan di Bogor. Reza juga mencontohkan sukses para pekebun di Cipanas, Bogor, melebatkan mangga dalam pot meskipun harus beradaptasi dengan iklim sejuk di ketinggian 900 dpl.

Untuk tanaman iklim kering, penyiraman hanya dilakukan seminggu sekali. Saat musim hujan disungkup plastik. Pengeringan seperti itu bisa merangsang munculnya bunga. Caranya, tanaman disungkup tanpa disiram selama 5-7 hari atau sampai pucuk daun mulai layu. Setelah itu, lakukan penyiraman, lalu disungkup kembali tanpa disiram selama 7 hari. Perlakuan berulang terus sampai muncul tanda-tanda berbunga. 'Biasanya setelah 7 kali perlakuan, bunga akan muncul,' papar Reza yang juga menjadi instruktur di kebun Azis.

Setelah muncul calon bunga, penyiraman mulai dilakukan secara intensif dua hari sekali. Perlakuan pengeringan itu efektif untuk tanaman iklim kering dan basah. Untuk perangsangan buah pada tanaman adaptif iklim normal, bisa diterapkan pengikatan batang dengan kawat sampai ke kambium. Ikatan baru dilepas setelah muncul tanda-tanda berbunga.

Itulah rupanya yang membuat mantan direktur Administrasi dan Sumberdaya Manusia PLN itu jatuh cinta pada tabulampot. (Nesia Artdiyasa)

sumber:Majalah Trubus